Jika pada mereka saja aku mesra
Mengapa pada-Mu aku gunakan kata-kata biasa?
Ajari aku berpusi,
Agar sapaan itu terasa benar adalah kerinduan dari lubuk hati
Kini tak akan ku minta kemudahan lagi
Dari beratnya beban hidup yang Kau beri
Tapi kan ku minta jalan
Dan cukuplah Kau saksikan : kaki kecil ini kan kuat sampai pada tujuan
Tak akan ku minta perlindungan-Mu lagi
Untuk menjaga kami yang terinjak kaki kejam takdir
Karena jiwa, ruh yang telah Kau tiupkan
Akan menjadi dinding kuat tempat mereka bersandar
Ajari aku berpuisi
Agar aku tak hanya lenyap bersama manusia
Tapi juga dengan-Mu
Yang menjadi awal dan akhir kekuatanku
Tak akan ku minta kemurahan-Mu lagi
Rasa senang pada dunia ini menumbuhkan kelemahan
Aku suka kesenangan
Tapi aku lebih senang dengan kekuatan
Aku belajar dari bumi yang Kau hamparkan
Ia tak marah pada hujan yang membuatnya basah
Ia bertahan, pasrah tapi tak menyerah
Jika menghendaki pelangi maka haruslah menghadapi hujannya
Tak akan ku meminta ampun lagi
Karena azab-Mu mensucikanku
Menguatkan jiwaku
Menyadarkan bahwa aku telah menjauh dari-Mu
Belenggu aku, Tuhan
Meski dunia ini sungguh meracuni hati
Meski ku ingin lari menuju nafsu
Karena penjara-Mu adalah kenikmatan ruh-ku
Tak akan ku meminta apa-apa lagi
Karena hidup yang Kau berikan ini
Adalah cara terbaik ku mencintai,
Manusia dan segala ilusi yang Kau ciptakan sendiri
Ajari aku berpuisi
Agar lidah ini tak mengeluh lebih
Agar hati ini tak mengeras
Membatu, melupakan-Mu
Tak akan ku meminta keberhasilan lagi
Karena kegagalan adalah tanda
Bahwa kenyataan di depan telah salah jalan
Sebagai peringatan aku tak pernah Kau lupakan
Tak akan ku meminta lagi
Karena semua yang Kau beri
Adalah keindahan hidup di segala sisi
Seperti puisi
Mengapa pada-Mu aku gunakan kata-kata biasa?
Ajari aku berpusi,
Agar sapaan itu terasa benar adalah kerinduan dari lubuk hati
Kini tak akan ku minta kemudahan lagi
Dari beratnya beban hidup yang Kau beri
Tapi kan ku minta jalan
Dan cukuplah Kau saksikan : kaki kecil ini kan kuat sampai pada tujuan
Tak akan ku minta perlindungan-Mu lagi
Untuk menjaga kami yang terinjak kaki kejam takdir
Karena jiwa, ruh yang telah Kau tiupkan
Akan menjadi dinding kuat tempat mereka bersandar
Ajari aku berpuisi
Agar aku tak hanya lenyap bersama manusia
Tapi juga dengan-Mu
Yang menjadi awal dan akhir kekuatanku
Tak akan ku minta kemurahan-Mu lagi
Rasa senang pada dunia ini menumbuhkan kelemahan
Aku suka kesenangan
Tapi aku lebih senang dengan kekuatan
Aku belajar dari bumi yang Kau hamparkan
Ia tak marah pada hujan yang membuatnya basah
Ia bertahan, pasrah tapi tak menyerah
Jika menghendaki pelangi maka haruslah menghadapi hujannya
Tak akan ku meminta ampun lagi
Karena azab-Mu mensucikanku
Menguatkan jiwaku
Menyadarkan bahwa aku telah menjauh dari-Mu
Belenggu aku, Tuhan
Meski dunia ini sungguh meracuni hati
Meski ku ingin lari menuju nafsu
Karena penjara-Mu adalah kenikmatan ruh-ku
Tak akan ku meminta apa-apa lagi
Karena hidup yang Kau berikan ini
Adalah cara terbaik ku mencintai,
Manusia dan segala ilusi yang Kau ciptakan sendiri
Ajari aku berpuisi
Agar lidah ini tak mengeluh lebih
Agar hati ini tak mengeras
Membatu, melupakan-Mu
Tak akan ku meminta keberhasilan lagi
Karena kegagalan adalah tanda
Bahwa kenyataan di depan telah salah jalan
Sebagai peringatan aku tak pernah Kau lupakan
Tak akan ku meminta lagi
Karena semua yang Kau beri
Adalah keindahan hidup di segala sisi
Seperti puisi
Komentar
Posting Komentar