Jika kau memberikan sesuatu yang berharga pada orang lain, sebenarnya kau tak kehilangannya. Kau hanya membagi itu pada orang lain – orang yang dapat terambil janji setianya padamu. Ada siswa yang namanya Afri – panggilannya. Umurnya 10 tahun jalan, dan orangtuanya juga mengakui, bahwa dia – maaf – lemah otak (saya marah kalau ada orang bilang dia idiot). Saya marah, karena dulu saya juga begitu – idiot. Saya pernah satu kali tak naik kelas, sedang enam kakak saya adalah anak-anak pintar. Ayahnya berjualan es keliling. Selain kekurangan dalam hal finansial (ekonomi), saya yakin ayah dan ibu Afri bukan orang yang paham tentang pendidikan, atau, masa depan anak. Seperti orangtua desa pada umumnya – termasuk ibu dan bapak saya dulu, mereka khawatir di masa depan anak mereka akan jadi apa. Tapi mereka tak kuasa dengan apa yang harus dilakukan untuk anak-anaknya. Mengapa? Rumitnya hidup menjadi orangtua yang tak begitu berkecukupan. Ada yang bilang, yang paling penting pertama ada...